Cerpen Horror Terbaru (Jangan Dibaca!)- tuangaksara

                         Kamar ke-7

Namaku Tania, Tania Wisya Cempaka. Aku seorang pelajar di salah satu sekolah di kotaku. Akan kuceritakan suatu hal yang gila kepadamu. 
Begini, karena jarak antara sekolah dan rumahku sangat jauh, aku memutuskan untuk hidup mandiri. Ya, aku tinggal di sebuah rumah kost dekat sekolah. 
Masih teringat jelas bagaimana rupa tempat kost yang kutinggali saat itu meski kejadiannya sudah 2 tahun lalu. Dindingnya yang berwarna abu-abu terang, pagarnya yang tinggi menjulang berwarna hitam, dan 7 buah kamar dengan jendela besar pada masing-masingnya. Sekilas tempat itu terlihat sangat nyaman untuk ditinggali. 
Dari ketujuh kamar yang ada, kamarku terletak paling ujung samping kamar mandi. Oh iya, perkenalkan teman satu kamarku. Namanya Ajeng, dia lebih dulu ngekost di tempat ini daripada aku. Namun kau tau, agak lain memang si Ajeng ini. Sejak pertama kali aku datang, dia selalu mengenakan gelang merah yang aneh di tangan kanannya. Tapi masa bodo dengan itu, aku tak terlalu memikirkannya.


Selama 1 bulan aku tinggal di tempat kost itu, ada suatu hal aneh yang terus ku alami. Mulai dari suara-suara aneh di kamar mandi, sampai mimpi buruk yang sama selalu datang setiap malam. Dalam mimpi itu, aku sangat kedinginan. Badanku basah kuyup hingga membiru. 
Pernah suatu hari teman sekelasku berkunjung ke kost ku untuk bermain. Namun ketika sampai, kami sama sekali tak menemukan Ajeng di dalam kamar. Mungkin ia tengah belajar kelompok di rumah temannya, pikirku. Kami menghabiskan waktu dengan bercerita banyak hal hingga tak terasa sore hari telah tiba dan temanku pun memutuskan untuk pulang. 
Setelah mengantarnya sampai pagar, aku melangkah masuk ke dalam kamar. Betapa terkejutnya aku melihat Ajeng yang tengah bersantai di kasur. Saat aku bertanya padanya, dia bilang dia dari kamar mandi, bagaimana mungkin.


Hari demi hari berlalu dengan cepat, malam itu aku sedang sakit. Di tempat kost sangat sepi sepertinya teman yang lain sedang asik keluar rumah karena memang malam minggu, termasuk Ajeng. Kulihat kamar kostku berantakan, sehingga aku berpikir untuk merapikannya. Di tengah aktivitasku, mataku tak sengaja melihat ke arah nakas di samping ranjang. Di atas nakas tergeletak sebuah kamera berwarna silver yang kuyakini itu milik Ajeng. Karena aku penasaran, akhirnya aku mengambil dan melihat-lihat gambar di dalamnya. Mataku seketika melotot tak percaya dengan apa yang aku lihat. Di kamera itu terpampang foto seorang gadis yang terikat dengan badan basah kuyup. Di foto yang lain menampilkan seorang gadis dengan tali di lehernya dan mata melotot, dan yang lebih mengerikan gadis tersebut tak lain adalah Ajeng.
Tiba-tiba kurasakan hawa di sekelilingku menjadi dingin. Bulu kudukku berdiri bersamaan dengan sebuah suara menyeramkan di telingaku "Tania"
Suara itu memanggilku dan aku pun menoleh. Tubuhku membeku ketika kulihat Ajeng tengah berdiri di belakangku dengan wajah penuh darah dan rambut terurai berantakan, hal itu sontak membuatku kehilangan kesadaran. 

Perlahan mataku terbuka dan kulihat semua teman kostku mengerumuniku. Tersirat raut khawatir di wajah mereka. Dian, salah satu dari temanku itu bertanya bagaimana bisa diriku seperti ini. Kemudian aku menceritakan semua yang aku alami selama tinggal di rumah kost ini. Mereka terhenyak, dan mengatakan bahwa selama ini kamar yang kutempati hanya terisi oleh satu orang yaitu diriku. Dan mereka sama sekali tak pernah melihat kehadiran Ajeng. Lantas, tidur dengan siapa aku selama ini? 

Sejak kejadian itu, aku memutuskan untuk pindah tempat kost. Dan belakangan ini baru kuketahui bahwa selama ini ibu kost mempunyai seorang anak perempuan. Namun, gadis malang itu dihabisi oleh ibunya sendiri karena ketahuan berpacaran. Dia diikat dan ditenggelamkan di kamar mandi, kemudian dicekek menggunakan tali hingga meninggal. Ya, gadis malang itu adalah Ajeng, anak dari ibu pemilik tempat kost yang kutinggali. 

Komentar